Dongeng indah yang tak terlupakan
Secangkir kopi dipagi buta yang masih tertutup embun seakan memberi inspirasi untuk tetap duduk termenung dan bersantai,
Jauh pandangan mata yang terbatasi embun yang begitu tebal, tapi tak menghalang sebuah ingatan yang jauh telah terjadi, hingga teringat sebuah dongeng yang tak begitu indah namun tak terlupakan,
Sebuah dongeng yang pernah aku ceritakan pada seseorang yang ku artikan sendiri dan mengambil maknanya sendiri,
Yang mana dalam cerita sebuah dongeng sebatang pohon tinggi besar dengan seorang pemuda yang selalu bersandar setiap hari dibawah rimbunnya pohon tersebut,
Sebelumnya seorang ini telah lama dan terbiasa bermain dengan pohon tersebut, namun pada suatu ketika pemuda ini datang dan berkata kepada pohon
Pemuda : wahai pohon, aku yang saat ini lelah dan ingin beristirahat..
Pohon menjawab dengan diiringi senyuman yang begitu ikhlas
Pohon : pemusa' bersandarlah kamu dibahuku hingga lelahmu pulih seakan2 hilang dari ingatanmu.
Setelah lelah pemuda ini tergantikan, lama setelah itu pemuda ini tak datang lagi bermain bersama pohon tersebut, hingga pohon merasa kesepian dan kesunyian,
Dan pada saat terdengar sayup suara yang memanggil pohon dari kejauhan, pohon agak sedikit bangga karena orang yang ditunggu selama ini datang kembali,
Namun pemuda ini datang hanya dengan keluhan yang terlontarkan kepada pohon.
Pemuda : wahai pohon' aku yang saat ini kesusahan dan butuh uang untuk hidupku sehari - hari
Kembali pohon tersenyum dan menjawab,
Pohon : ambillah dahan - dahan ku, dan jual lah untuk mendapatkan uang dan memebuhi kebutuhanmu sehari - hari.
Setelah pemuda mendapatkan dahan - dahan pohon dan menghasilkan uang untuk keperluannya sehari - hari , beberapa hari pemuda inipun tak datang lagi kepada pohon tersebut.
Lama setelah itu pemuda datang kembali lagi - lagi mengeluh
Pemuda : wahai pohon ' aku ingin merantau keseberang sana, tapi aku tidak punya alat untuk pergi keseberang.
Kembali senyuman yang penuh keikhlasan muncul dari pohon.
Pohon : tebanglah tubuhku dan buatlah perahu untuk kamu menyebrang ke seberang sana.
Setelah itu bertahun2 pemuda tidak kembali menemui sipohon yang telah rindu akan keluhan dari pemuda ini, namun pada suatu ketika pemuda datang lagi dengan keluhan
Pemuda : wahai pohon" aku lelah ingin istirahat
Pertanyaan ini membuat pohon seakan terpukul.
Tak lagi senyum namun pohon selalu memberikan solusi.
Pohon : pemuda" dahanku yang banyak telah kau ambil sehingga tak bisa lagi membuat kau teduh jika ingin istirahat dibawahku..
Tubuhku yang tinggi besar telah kau tebang dan kau buat perahu, hingga tak bisa lagi kau bersandar melepaskan lelahmu.
Tapi tidak masalah jika kau ingin duduk diatasku, karena sebeginilah sisa yang kau tinggalkan.
Dongeng yang tak terlupakan,
Setelh bercerita kepada seseorang, aku teringat saat aku duduk dibangku sudut paling belakang, setelah berdongeng guru bertanya apa makna dari dongeng tersebut ?
Namun untuk dongeng yang kuceritakan sendiri dan kuartikan sendiri membuatnya jauh lebih indh.
"Jangan kau datang hanya untuk mengeluh, cobalah sesekali kau buat senyuman yang benar - benar ikhlas dengan kau merawatnya dan menjaganya, dan janganlah kau terlalu sombong dengan apa yang kau miliki jika apa yang kau miliki masaih bergantung karena orang lain " jendra rahma
"Jika kamu tidak bisa nenyentuh hati seseorang dengan kata2mu, sentuhlah hatinya dengan Do'a.
Biarkan tuhan yang akan membuat hatinya tersentuh dengan sikapmu " jendra rahama
Inspirasi pagi dengan secangkir kopi panas